Jumat, 18 Februari 2011

SAYA ANTI DEMOKRASI oleh Emha Ainun Najib

Bismillahirrahmanirrahim

Tulisan yang sangat mengena dan bagus (bagi saya) dari Emha Ainun Nadjib

Sumber : Buku
Emha http://www.goodreads.com/book/show/1380373.Iblis_Nusantara_Dajjal_Dunia

Tulisan Emha saya copas disini untuk dishare kepada teman-teman saya yg punya kebersihan hati...

SAYA ANTI DEMOKRASI

oleh: Emha Ainun Najib
 
Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil, harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas.  Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain  Islam - harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar
namanya.
 
Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina
banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara yang salah pasti adalah Islam.
 
"Agama" yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam. Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.
 
Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massaBarat atas kesunyatan Islam.
 
Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan
previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan dengan menilai dari sudut pandang mereka.
 
Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa
melalui apresiasi terhadap Qur'an, saya juga akan siap menyatakan diri
sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam juga menilai Islam.
 
Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik, yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir. Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: "Banyak nuansa Arabnya ya? Mbok lain kali bikin yang etnis 'gitu..."
 
Lho kok Arab bukan etnis?
Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam. Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.
 
Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King mentransfer kasidah "Yarim Wadi-sakib...", itu universal namanya. Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban dunia.
 
Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam, telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu jutaan ummat Islam. Kecurangan atas Islam dan Kaum Muslimin itu bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban yang dominan dan tak ada kompetitornya.
 
"Al-Islamu mahjubun bil-muslimin". Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan
oleh orang Islam sendiri. Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada suatu momentum menemukan titik bocor - maka akan meledak. Pemerintah Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi penanganan antar ummat beragama. Kita perlu
menyelenggarakan 'sidang pleno' yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu untuk peperangan di masa depan.
 
Sumber : Buku
Emha http://www.goodreads.com/book/show/1380373.Iblis_Nusantara_Dajjal_Dunia

Kamis, 17 Februari 2011

sudah berdoa, kenapa masih macet?

Bismillahirrahmanirrahim

Pagi ini Bunda lagi-lagi mau tulis cerita tentang Eisha
bosen kali ya ceritanya tentang anak terus hehe
habis nama blognya bundaeisha,
jadi ceritanya kalo gak tentang Eisha ya tentang adiknya Eisha :P

Begini ceritanmya,
Eisha kan sudah mau tujuh tahun di Agustus tahun ini
nah ayah bilang, Eisha sdh mulai harus membiasakan shalat lima waktu
karena sudah mau tujuh tahun
kalau kemarin shalatnya kan masih belang bentong duh

Kata Eisha ke Bunda tadi pagi:
"Aku shalat shubuh deh Bunda
biar nanti Allah kabulkan doaku
supaya jalanan gak macet,
dan aku tidak terlambat ke sekolah"



doa eisha  ini mungkin di latar belakangi
oleh kondisi jalanan jakarta yang bahkan di pagi hari
kadang ga bisa ditebak kondisinya..
kapan macet dan kapan tidak
jadi perjalanan ke sekolah eisha yang kalau lancar bisa setengah jam
tapi kalau macet, hmm jangan ditanya deh :P

jadinya Eisha shalat shubuh dua rakaat tadi pagi
dan berdoa semoga jalanan pagi ini tidak macet

Tapi yah tak dianya,
ketika melewati jalan Pondok Indah menuju Lebak Bulus
macetnya kejadian lagi deh,
terus...
Eisha berbisik ke Bunda:
"sssst bunda, aku sudah berdoa
tapi kok jalanannya masih macet ya?"

hehe Eisha ku sayang,
pertanyaanmu bikin Bunda mikir
Bunda berfikir sejenak
gimana ya jawab pertanyaannya

akhirnya Bunda beri penjelasan begini:
"Ya Eisha, mungkin doa Eisha ke Allah
tidak dikabulkan di jalanan yang ga macet hari ini,
tapi Allah mengabulkan doa Eisha dalam bentuk yang lain
seperti misalkan besok Eisha bisa mengerjakan ulangan dengan baik,
diselamatkan dari bahaya, diberi hadiah ayah game baru, atau disimpan jadi pahala, begituu..."

kata Eisha: "oh begitu ya, asiiik aku suka game baru..atau hadiah lain"
"jadi aku tetap berdoa saja ya Bunda, Allah pasti akan kabulkan"

Kata Bunda: "iya Sha, insya Allah,
Allah pasti kabulkan, asal kita bersungguh-sungguh"

aaaminnnnnn ya sayang, semoga beso-besok Allah kabulkan jalanan lancar dan tidak macet ya




****
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo'a kepadaKu, , maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (QS. Al-Baqarah: 186).

Dari Abu Said, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang muslim berdo’a dan tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat kecuali akan dikabulkan oleh Allah salah satu dari tiga: Akan dikabulkan do’anya, atau ditunda untuk simpanan di akhirat, atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya” (HR. Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib 2/478)

Anas ra., meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"....bahwa Allah Swt menerima do'a orang yang berdo'a, atau diganti untuknya, atau dipalingkan dari kesulitan yang semisalnya, atau dihapuskan dosa-dosanya."

Rasulullah SAW bersabda:

سَلُوْا اللهَ كُلَّ شَئٍ حَتَّى الشسع فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَوْ لَمْ يُيَسِّرْهُ لَمْ يُيَسَّر

“Mintalah kepada Allah segala sesuatu sampai megadakan tali sendal, sesungguhnya Allah   sendainya tidak memudahkan suatu urusan niscaya dia tidak akan menjadi mudah”




<

To nourish children and raise them against odds is any time, any place, more valuable than to fix bolts in cars or design nuclear weapons. (Marilyn Frech)